Friday, March 28, 2025

KONSEP PENYAKIT HIPOSPADIA

 Wulan Nur'Afiyanti - P17120123049


Pengertian Hipospadia

    Menurut (Kusumaningsih et al., 2023) Hipospadia adalah malformasi kongenital anatomi genitalia eksterna laki-laki yang ditandai dengan perkembangan abnormal dari saluran uretra dan kulup ventral penis yang menyebabkan posisi meatus uretra yang tidak normal. Hipospadia adalah kelainan kongenital tersering kedua pada anak laki-laki setelah kriptokismus, tapi merupakan kelaianan kongenital penis yang paling sering terjadi. Insiden hipospadia di Amerika Serikat dilaporkan bahwa hipospadia terdi 0.45 dari setiap bayi laki-laki, sedangkan di Denmark prevalensi diperkirakan 0.5-0.8%. Menurut (Sulisnadewi et al., 2024) Hipospadia adalah suatu kelainan yang menyebabkan letak lubang kencing (uretra) bayi laki-laki menjadi tidak normal. Kondisi ini merupakan kelainan bawaan sejak lahir. Pada kondisi normal, uretra terletak tepat di ujung penis. Akan tetapi, pada bayi dengan hipospadi, uretra berada di bagian bawah penis. Jika tidak ditangani, penderita hipospadia bisa kesulitan buang air kecil atau berhubungan seksual saat dewasa.

    Jenis hipospadia anak laki-laki tergantung pada lokasi pembukaan uretra yaitu:

  1. Subcoronal: pembukaan uretra terletak di suatu tempat di dekat kepala penis.
  2. Midshift: pembukaan uretra terletak di sepanjang batang penis.
  3. Penoscrotal pembukaan uretra terletak dimana penis dan skrotum bertemu.
Sumber : Kusumaningsih Et Al., 2023 Asuhan Keperawatan Anak Dengan Kelainan Kongenital Dan Bayi Risiko Tinggi

Etiologi Hipospadia
    Penyebab hipospadia pada sebagian besar bayi tidak diketahui penyebabnya. Dalam kebanyakan kasus, hipospadia diduga disebabkan oleh kombinasi gen dan faktor-faktor lain, seperti kontak ibu dengan lingkungannya, atau apa yang ibu makan atau minum, atau obat-obatan tertentu yang digunakan selama kehamilan. Meskipun jumlah kasus telah meningkat sejak tahun 1970-an, tidak ada diketahui penyebab pasti hipospadia. Para peneliti beranggapan bahwa hipospadia tampaknya terjadi dalam keluarga, yakni hipospadia sedikit lebih umum dialami anak laki laki yang ayah atau saudara juga memiliki kondisi tersebut (Sulisnadewi et al., 2024).

Tanda dan Gejala Hipospedia
Bayi baru lahir dan anak kecil jarang menunjukkan gejala yang terkait dengan hipospadia. Namun, anak yang lebih besar dan dewasa mungkin mengalami kesulitan dalam mengontrol arah pancaran urine. Chordee dapat menyebabkan penis bengkok, sehingga menghambat aktivitas seksual. Pada kasus hipospadia yang lebih parah, pasien mungkin harus berkemih dalam posisi duduk. Selain itu, hipospadia juga dapat menyebabkan infertilitas pada pria dewasa. Pasien juga sering mengeluhkan penampilan penis yang tidak normal akibat kurangnya kulit pada bagian ventral penis. Meatus yang stenotik juga dapat terjadi, sehingga memerlukan pemeriksaan dan kalibrasi yang teliti. Selain itu, anak dengan hipospadia juga berisiko mengalami testis undesensus, sehingga pemeriksaan skrotal diperlukan untuk mengetahui posisi testis (Danarto & Press, 2021).

Klasifikasi Hipospadia
Menurut Fajrin et al., (2022) Beberapa ahli membagi hipospadia menjadi:
  1. Mild hypospadia/Grade 1, yaitu muara uretra dekat dengan lokasi normal dan berada pada ujung tengah glans (Glanular, Coronal, Subcoronal)
  2. Moderate hypospadia/Grade 2, muara uretra berada ditengah-tengah lokasi normal dan scrotal (Distal penile, Midshaft)
  3. Severe hypospadia/Grade 3&4, yaitu muara uretra berada jauh dari lokasi yang seharusnya (Perineal, Scrotal, Penoscrotal
Klasifikasi hipospadia terbagi berdasarkan lokasinya. Klasifikasi yang paling sering digunakan adalah klasifikasi duckett yang membagi hipospadia menjadi 3 lokasi yaitu:
  1. Anterior (Glandular, coronal, dan distal penile)
  2. Middle (midshaft dan proximal penile)
  3. Posterior (Penoscrotal, scrotal, dan perineal)
Penatalaksanaan Hipospadia
    Pada pemeriksaan fisik Jika hipospadia terdapat di pangkal penis, mungkin perlu dilakukan pemeriksaan radiologis untuk memeriksa kelainan bawaan lainnya. Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang disarankan untuk menegakkan pasti diagnosis hipospadia. USG Ginjal disarankan untuk mengetahui adanya anomali lainnya pada saluran kemih pada pasien hipospadia. Karyotyping disarankan pada pasien dengan ambigu genitalia ataupun cryptorchidism. Beberapa test seperti elektrolit, 17- hydroxyprogesterone, testosterone, luteinizing hormone follicle-stimulating hormone, sex-hormone binding globulin, dan beberapa tes genetik dipertimbangkan apabila memungkinkan (Fajrin et al., 2022).
    Menurut (Noordiati, 2019) penatalaksanaan hipospadia adalah dengan jalan pembedahan. Tujuan prosedur pembedahan pada hipospadia adalah:
  1. Membuat penis yang lurus dengan memperbaiki chordee
  2.  Membentuk uretra dan meatusnya yang bermuara pada ujung penis(Uretroplasti)
  3. Untuk mengembalikan aspek normal dari genitalia eksterna (kosmetik)
    Jika hipospadia terdapat di pangkal penis, mungkin perlu dilakukan pemeriksaan radiologis untuk memeriksa kelainan bawaan lainnya. Bayi yang menderita hipospadia sebaiknya tidak disunat. Kulit depan penis dibiarkan untuk digunakan pada pembedahan nanti.


Daftar Pustaka
    Anand, S., & Lotfollahzadeh, S. (2023) Hypospadias Urogenital Reconstruction.                                            https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK564407/
    Danarto, H. R., & Press, U. G. M. (2021). BUKU AJAR UROLOGI. UGM PRESS.                                        https://books.google.co.id/books?id=aG5UEAAAQBAJ
    Limatahu, N., Oley, M. H., & Monoarfa, H. (2013) ANGKA KEJADIAN HIPOSPADIA DI RSUP                Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2009-OKTOBER 2012.                                https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eclinic/article/view/3292 
    NIH. (2023). Congenital Anomalies. Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and            Human Development Healthy pregnancies. Healthy children. Healthy and optimal lives.                           https://www.nichd.nih.gov/health/topics/congenital-anomalies
    Noegroho, B. S., Siregar, S., & Irfan Firmansyah (2019) KARAKTERISTIK PASIEN HIPOSPADIA           DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2015 - 2018.                                               https://jurnal.unpad.ac.id/pkm/article/download/20231/9659
    Springer, A., & Heijkant, M. V. D. (2015) Worldwide prevalence of hypospadias.                                           https://www.researchgate.net/publication/288889347_Worldwide_prevalence_of_hypospadias
    Fajrin, D. H., Dini, A. Y. R., WulandarI, E., Ermawati, I., Herman, S., Aritonang, T. R., Putri,D.,                  Pelawi, A. M. P., Julianawati, T., & others. (2022). Kelainan bawaan dan penyakit yang sering              dialami bayi dan balita. Rena Cipta Mandiri. https://books.google.co.id/books?                                          id=7QeMEAAAQBAJ
    Kusumaningsih, F. S., Saidah, Q., Riyantini, Y., Devi, N. L. P. S., Rasmita, D., Noviana, U., Fabanjo,             I. J., Nuryanti, Y. & others. (2023) ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN KELAINAN           KONGENITAL DAN BAYI RISIKO TINGGI                                                                                     https://www.google.co.id/books/edition/ASUHAN_KEPERAWATAN_ANAK_DENGAN_KELAIN            AN/ZzfOEAAAQBAJ?hl=id 
    Noordiati. (2019). ASUHAN KEBIDANAN, NEONATUS, BAYI, BALITA DAN ANAK PRA                   SEKOLAH. WINEKA MEDIA. https://books.google.co.id/books?id=8WGIDwAAQBAJ
    Sulisnadewi, N. L. K., Erlena, Widyaningsih, T. S., Ekawaty, F., Aprina, Permanasari, I., Suek, N. O.            D., Suprihatin, K., Rosuliana, N. E., & Situmeang, L. (2022). Buku Ajar Anak S1 Keperawatan             Jilid II. Mahakarya Citra Utama Group. https://books.google.co.id/books?id=6AyuEAAAQBAJ

KONSEP PENYAKIT HIPOSPADIA

 Wulan Nur'Afiyanti - P17120123049 Pengertian Hipospadia      Menurut (Kusumaningsih et al., 2023) Hipospadia adalah malformasi kongenit...